Entri Populer

Kamis, 27 Januari 2011

Tingkatan Penyesatan Oleh Iblis dan Setan

Iblis/syetan selalu pengikuti jejak manusia dan dia tidak merasa puas kecuali klau telah berhasil menyesatkan, merusak dan mengumpulknnya dalam golongannya, sehingga sama menjadi mahluk yang merugi.

Tingkat pertama (1).
Pertama kali yang dikehendaki Iblis dari hamba Allah adalah bagaimana seorang itu kafir, musyrik ...dan memusuhi Allah dan Rosulnya. Jika iblis berhasil maka seseorang tersebut dijadikan, lascarnya dan pembantunya dalam menyesatkan manusia.

Tingkat kedua (2).
Usaha iblis yg kedua adalah bagaiman seseorang itu melakukan bid’ah, bid’ah itu lbh disenangi oleh iblis daripada perbuatan fasiq dan maksiat karena bahayanya langsung pada agama, ibadah, karena tidak ada tuntutan dari Rosul
“Jauhilah perkara baru (dalam urusan ibadah), karena tiap-tiap perkara baru (dalam ibadah)itu bid’ah dan tiap-tiap bid’ah itu sesat dan tiap-tiap sesat itu di dalam neraka” HR. Nasaih
Bid’ah itu menyalahi dakwah (ajakannya) Nabi, melalukan bid’ah berarti mengajak menyalahi yang dibawa oleh Rosulullah SAW, maka bid’ah itu termasuk pintu kekufuran dan pintu kesyirikan

Tingkat ketiga (3).
Jika Iblis gagal menjadikan seorang menjadi kafir atau musyrik atau ahli bid’ah maka diarahkanlah supaya seseorang itu melakukan dosa-dosa besar. Iblis berusaha sekuat tenaga supaya seseorang yang kuat memegang sunnah itu melakukan dosa besar, kemudian dia menyiarkannya kehadapan orang banyak supaya orang lain lari darinya, dan iblis juga mempengaruhi supaya pembantu-pembantunya yang terdiri dari manusia ikut menyiarkannya, sehingga akhirnya orang yang melakukan dosa besar itu merasa malu, putus asa, mundur, kemudian mbledong akhirnya murtad dan menjadi pengikut setianya iblis Naudzu billahi mindzalik
Firman Allah : “Sesungguhnya orang-orang yang senang tersiarnya kejelekan di kalangan orang-orang iman, bagi mereka adzab yang pedih di dunia dan akhirat.” QS. Nur 19

Tingkat keempat (4).
Jika iblis juga tidak mampu dalm mempengaruhi seseorang melakukan dosa besar maka diarahkanlah untuk melakukan dosa kecil karena dengan melakukan dosa-dosa kecil itu diharapkan oleh iblis supaya seseorang itu rusak

” Jauhilah dosa-dosa kecil karena perumpamaan dosa-dosa kecil itu seperti segolongan orang yang turun ke dalam jurang, maka datang ini dengan sepotong kayu dan ini juga datang dengan sepotong kayu sehingga mereka membawa kayu-kayu yang dengannya mereka mematangkan roti mereka, dan sesungguhnya dosa-dosa kecil itu ketika diambil dengan pemiliknya maka ia merusaknya. HR. Ahmad

“ Dari anas berkata : sesungguhnya kalian melakukan amalan-amalan kecil daripada rambut dalam pandanganmu, tetapi sesungguhnya kami memandang pada zaman Nabi SAW sebagai pengahancur amalan.” HR. Buhari

Tingkat kelima(5)
Jika iblis gagal mempengaruhi seseorang dengan dosa-dosa kecil, maka maka dia mengarahkan seseorang untuk melakukan kesibukan-kesibukan yang tidak mengandung dosa dan tdk mengandung pahala, tapi bias menyita waktu untuk ibadah seperti begadang sampai larut malam, ngobrol-ngobrol yang tidak bermanfaat, memperbanyak makan minum di luar kebutuhan, memperbanyak menganggurkan diri, memperbanyak tidur dll. Padahal seorang mu’min itu mestinya hrs meninggalkan apa-apa yang tidak bermanfaat.

“Sebaik-baik islam seseorang adalah meninggalkan apa-apa yang tidak perlu (manfaat) padanya. HR.Tarmidzi

Tingkat keenam (6)
Kalau iblis gagal mempengaruhi seseorang dengan pekerjaan-pekerjann yang muspro maka dia mengarahkan seseorang untuk memengarjakan pekerjaan-pekerjaan yang dianggap utama, baik, banyak manfaatnya. Dan mengajak orang lain mengerjakannya seperti dia. Terdiri dari pekerjaan-pekerjaan yang menghasilkan, usaha-usaha yang menguntungkan, kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagai banyak orang dan lain sebagainya. Dimana semua membutuhkan waktu, kesempatan, tenaga pikiran, ketekunan yang tdk terbatas, sehingga iblis memasukkan perangkapnya melalui kegiatan-kegiatan tersebut atau oleh iblis seseorang diarahkan untuk memperbanyak berbuat kebaikan kepada sesama, memperbanyak amalan-amalan sunnah dan lain-lain, yng semuanya itu hanya merupakan perangkap-perangkap syetan agar seorang bisa lengah, ditumbuhkan rasa pol sendiri. Ujub terhadap dirinya, meremehkan orang lain, dimasukkan angan-angan yang bermacam-macam yang akan membawa kemajuan, tetapi pada saat seseorang telah masuk dalam giringannya, disambarlah oleh iblis dengan cepat sehingga seseorang trlah terperangkap dalam jebakannya dan iblis mendapat kemenangan dalam menyesatkannya dan kalau dengan cara-cara ini juga tidak berhasil maka iblis menguasakan kepada tentara-tentaranya yang terdiri dari jin dan manusia untuk melakukan bermacam-macam perbuatan yang menyakitkan, seperti orang yang teguh imannya tersebut dianggap kafir, sesat dan menyesatkan. Diintimidasi akan dianiaya, dirusak tempat tinggalnya, dihancurkan tempat ibadahnya dengan tujuan untuk menghentikan semua kegiaan yang hak dan benar supaya hati orang yang teguh imannya merasa bingung dan hanya disibukkan untuk menghadapi rintangan-rintanga tersebut, atau agar supaya orang lain merasa takut untuk mengikuti barang yang hak dan benar atau untuk membendung berkembangnya barang yang hak dan benar itu.

Hal yang demikian ini jelas bagi kita tidak seorang pun dari kita yang benar-benar teguh memegang agamanya, kemurnian agamanya menetapi petunjuk sunnah Nabinya, berjalan di atas jalan terangnya kecuali pasti dihalang-halangi, diringtangi, dihina, dipermainkan oleh family dekatnya maupun family jauh, teman-teman dan musuh, maka tidak ada tempat kembali kecuali Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar