Entri Populer

Kamis, 27 Januari 2011

Insektisida Hayati

Budidaya anggrek tentunya akan mengalami interaksi baik dari lingkungan abiotik (tak hidup) dan lingkungan biotik (hidup). Salah satu bentuk interaksi biotic yaitu parasitisme, dimana anggrek berada sebagai organisme yang dirugikan, sedangkan hama sebagai organisme yang diuntungkan. Oleh karena itu, untuk melindungi tanaman anggrek dari gangguan hama, kita dapat menggunakan berbagai cara seperti pengandalian mekanis (efektif apabila hama sedikit dan ukurannya besar) atau kimiawi (pestisida). Meskipun anggrek bukan merupakan tanaman pangan, namun untuk mengurangi pemaparan residu kimia sintetik pada lingkungan, kita dapat menggunakan beberapa jenis pestisida hayati sebagai berikut:

1. Bawang putih (Alium sativum)
100 g bawang putih, 0,5 l air, 10 g sabun, dua sendok teh minyak mineral (minyak bayi). Bawang putih diparut/digerus dan dicampur minyak mineral, biarkan selama 24 jam. Sabun dilarutkan dicampur bawang putih dalam minyak mineral secara merata kemudian disaring dengan kain halus. Penggunaannya untuk setiap satu bagian campuran dilarutkan kedalam 20 bagian air. Bahan ini efektif untuk beberapa jenis serangga pengganggu. Meskipun demikian perlu juga diuji coba dengan tingkat konsentrasi yang berbeda untuk mengetahui konsentrasi yang paling efektif.

2. Kecubung (Datura stramonium)
1 kg daun pucuk kecubung segar, bunga dan biji dihancurkan, kemudian direndam dalam 10 l air, dan cairan sabun. Rendaman ini dibiarkan paling tidak selama 3-5 jam. Kemudian disaring dengan kain lalu disemprotkan. Disarankan untuk ditambah sabun cuci cair sebagai zat pembasah (surfactant).

3. Mindi (Melia azedarach)
150 g daun mindi segar diblender dalam 200 ml air, kemudian dicampur kedalam 800 ml air biasa dan dibiarkan semalam. Larutan di saring dengan kain kemudian dapat langsung disemprotkan. Dapat juga menggunakan biji mindi segar. 0,25 kg biji mindi ditumbuk halus kemudian dicampur dengan 1 liter air, selanjutnya disaring dan dijadikan larutan sebanyak 5-7 liter. Dalam larutan ditambahkan pula 2 sendok teh sabun cuci cair. Ekstrak ini dapat mengusir belalang.

4. Nimba (Azedarachta indica)
Minyak biji nimba memiliki kemampuan yang sangat baik dalam hal membunuh, mengusir, dan meracuni serangga ataupun organisme pengganggu lainnya seperti nematode dan cendawan. Minyak biji nimba dapat diperoleh dengan mengekstrak biji menggunakan air. Biji yang sudah dikumpulkan, dibersihkan dari daging buahnya, kemudian dikeringkan agar tidak berjamur saat penyimpanan. Pada saat akan digunakan, biji dikupas dari kulitnya, 25-50 g biji ditumbuk halus dan direndam dalam 1 l air, ditambahkan pula dengan 2 sendok teh sabun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 500 g biji kering yang direndam dalam 400 l air dapat digunakan untuk lahan seluas 4000 m dan mampu bertahan selama 2 minggu apabila tidak terkena hujan lebat.

4. Pepaya (Carica papaya)
1 kg daun papaya segar dirajang halus dan direndam kedalam 10 liter air kemudian ditambah 2 sendok makan minyak dan sabun cair. Dibiarkan selama semalam, disaring dengan kain halus kemudian disemprotkan.

5. Tembakau (Nicotiana tabacum)
1 kg daun tembakau (daun sisa-sisa) dirajang halus dan direndam dalam 15 liter air, ditambah 2 sendok teh sabun cair kemudian dibiarkan semalam. Setelah disaring dapat digunakan untuk disemprotkan. Atau dapat pula setiap 200 g daun tembakau diblender dan dilarutkan ke dalam 3 l air.
Disamping tanaman tersebut diatas masih banyak tumbuhan di Indonesia yang dapat digunakan sebagai pestisida hayati, misalnya biji bengkuang, daun sirsat, umbi gadung racun, dan sebagainya yang suatu saat akan penulis upload ke web tercinta ini. Jadi tunggu dan simak terus perkembangan web ini dari hari ke hari. Terima kasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar