Entri Populer

Kamis, 27 Januari 2011

Keindahan sholat Berjamaah di Masjid

Dari ketinggian nilai syariat islam adalah disyariatkannya berbagai macam ibadah yang dikerjakan secara bersama-sama dan berjamaah. Seperti halnya juga dianjurkan untuk melakukan musyawarah dalam memecahkan permasalahan. Maka akan banyak manfaat yang dapat diraih. Kemudian akan nampaklah keagungan dan kemuliaan nilai syariat islam. Sebagai perwujud...an yang luas dari perintah Allah:
يا أيُّهَا الذين آمنُوا اركعُوا واسْجُدُوا واعْبُدُوا ربَّكم وافعَلوا الخيْر لعلَّكم تُفلِحُون وجَاهدوا في الله حقَّ جهادِهِ
“Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya”.
Ketika seorang mukmin berdiri sholat dan bermunajat kepada Allah, tidaklah ibadah yang sedang ia laksanakan itu terlepas begitu saja dari saudaranya sesama orang beriman, akan tetapi ada hubungan yang erat antara dia dengan saudaranya. Hal ini dapat dilihat ketika seorang sedang sholat, maka ketika ia membaca ayat:
إيَّاك نعبُدُ وإيَّاك نسْتعِين اهْدِنَا الصراطَ المُسْتقيمَ صِراطَ الذينَ أنْعمْتَ عليهم غيْرِ المَغضُوبِ عليهم ولا الضَّالِّين

“Kepadamulah kami menyembah dan kepada-Mu lah kami mohon pertolongan. Tunjukan kami ke jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang engkau beri nikmat, dan bukanlah jalan orang-orang yang engkau murkai dan orang-orang yang sesat”.
Ada doa yang ia ucapkan bukan hanya untuk dirinya, melainkan ia bermohon dengan ungkapan kata “kami” yang menunjukkan kebersamaan untuk sauadara seiman.
Sesungguhnya sholat berjamaah adalah untuk menghapus sikap individu di dalam jiwa, dan menghancurkan sifat2 perpecahan. Maka di antara hikmah pentingnya melakukan sholat berjamaah adalah mempererat persaudaraan yang sudah terjalin.
Masjid merupakan tempat menghimpun masyarakat dalam sholat lima waktu. Mereka duduk saling berdekatan, wajah saling bertatapan, tangan saling berjabatan, lisan saling menyapa dan hati saling berpautan. Saling bertemu dalam satu tujuan dan harapan.
Persatuan mana yang paling indah dan lebih dalam dari kesatuan orang yang sholat berjamaah. Sholat di belakang satu imam, sama-sama bermunajat kepada Alloh yang satu, membaca kitab suci yang satu, dan menghadap ke qiblat yang satu “Ka’bah yang mulia” Mereka melakukan amal yang satu, rukuk dan sujud kepada Allah.
Kesatuan ini adalah merupakan wujud dari ruh islam yang bersumber dari firman Allah: إنّما المؤمنون إخوة “Sesungguhnya hanya orang beriman lah yang bersaudara”.
Pemandangan mana yang lebih indah dari pemandangan di masjid Rosulullah di Madinah ketika Rosullullah masih hidup sampai masa sekarang ini. Masjid nabawi telah menghimpun berbagai macam jenis manusia yang berbeda-beda, antara hitam dan putih, asia dan afrika semua terhimpun dalam sholat berjamaah. Pada masa Rosulullah ada Shuhaib dari Romawi, ada salman dari negeri Persia, ada bilal dari negeri Habasyah. Kabilah-kabilah arab yang berbeda-beda seperti kabilah qohtan yaitu kaum anshor dan kabilah adnan seperti kaum muhajirin disatukan bersama.
Hikmah kedua dari sholat berjamaah adalah terciptanya persamaan. Persamaan mana yang lebih jelas dari persamaan yang dapat dilihat dari shof sholat berjamaah. Pejabat di samping rakyat, orang kaya di samping si miskin, seorang guru di samping murid, direktur di sebalah bawahannya, pedagang di samping saudagar. Namun semua sama di hadapan Allah. Siapa yang datang terlebih dahulu ia lebih berhak untuk mengisi shof pertama sholat, apapun statusnya.
Sesungguhnya sholat berjamaah di masjid memiliki banyak kemuliaan dan keutamaan yang disampaikan oleh Rosulullah SAW. Pada zaman Rosulullah sholat berjamaah merupakan suatu hal yang menjadi ciri has mereka. Namun ketika zaman semakin jauh, maka yang terjadi semakin memudarlah kebiasaan itu.
Sebuah keutamaan yang pernah digambarkan oleh Rosulullah saw adalah bahwa orang yang hatinya terpaut selalu dengan masjid akan mendapat naungan di bawah naungan Allah pada hari akherat kelak. Imam Bukhori dan Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadist yang berbunyi:
عن أبي هريرة قال عن النبي : ” سبعة يظلهم الله في ظله يوم لا ظل إلا ظله : الإمام العادل ، وشاب نشأ في عبادة ربه ، ورجل قلبه معلَّق في المساجدز
“Tujuh golongan yang akan mendapat naungan di bawah naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, di antaranya: Imam yang adil, pemuda yang tumbuh dalam ketaatan kepada Allah dan orang yang hatinya terpaut dengan masjid”
Keutamaan lain yang disampaikan oleh Rosulullah adalah keutamaan berjalan menuju masjid untuk melaksanaakan sholat berjamaah. Karena perjalanaan ini akan ditulis setiap langkahnya adalah kebaikan sebagai mana hadist dari Rosulullah:
. فعن جابر بن عبدالله رضي الله عنهما قال : أراد بنوسَلمة أن يتحوّلوا إلى قرب المسجد ، فبلغ ذلك النبي فقال : ” يا بني سلمة ! دياركم تكتب آثاركم
“Dari Jabir bin Abdullah Ra ia berkata, Bani salamah ingin pindah ke dekat masjid, maka sampailah berita itu kepada Rosulullah saw, kemudian Rosulullah bersabda: Wahai bani salamah, tempat tinggal kalian menulis setiap langkah kalian”.
Ditulisnya kebaikan setiap langkah ini bukan hanya dalam perjalanan pergi menuju masjid saja akan tetapi perjalanan pulangpun ditulis kebaikan yang serupa, sebagaimana hadist lain yang diceritakan oleh sahabat rosulullah, Ubai bin Ka’ab:
عن أبي بن كعب في قصة رجل من الأنصار الذي كان لا تخطئه الصلاة مع الجماعة ، ولا كان يرغب في أن يكون بيته بجوار المسجد ، أنه قال للنبي : ” ما يسرّني أن منزلي إلى جنب المسجد ، إني أريد أن يكتب لي ممشاي إلى المسجد ورجوعي إذا رجعت إلى أهلي ” . فقال رسول الله : ” جمع الله لك ذلك كله”
Dari Ubai bin Ka’ab menceritakan seorang dari Anshor yang tidak pernah ketinggalan sholat berjamaah, dan tidak ingin rumahnya berada di samping masjid. Ia berkata kepada nabi: “Tidaklah membahagiakan ku jika rumahku berada di samping masjid, aku menginginkan agar ditulis untuk kebaikan perjalananku menuju masjid dan pulangku ke keluargaku.” Maka nabi SAW bersabada: “Semoga Allah mengumpulkan semua itu untukmu.
Itulah gambaran dari semangatnya para sahabat dalam meraih prestasi kebaikan di sisi Allah.
Keutamaan berjalan menuju masjid yang lain adalah dihapuskan dosa dan diangkat derajat di sisi Allah. Rosulullah bersabda:
أبوهريرة أن رسول الله قال : ” ألا أدلكم على ما يمحوا الله به الخطايا ويرفع به الدرجات؟”. قالوا : ” بلى ، يا رسـول الله ” . قال : إسباغ الوضوء على المكاره، وكثـرة الخطا إلى المسـاجد ، وانتظار الصلاة بعد الصلاة ، فذلكم الرباط“.
Dari Abu Hurairoh ra. Sesungguhnya Rosulullah bersabda: “Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang dapat menghapus kesalahan dan meninggikan derajat”, mereka menjawab: “Mau ya Rasulullah?”. “Berwudhu pada saat yang tidak menyenangkan (saat dingin dan sakit) dan memperbanyak langkah ke masjid, dan menunggu shalat setelah shalat, itulah jihad, itulah jihad “ (HR.Muslim).
Imam Adu Dawud menyebutkan bahwa melaksanakan sholat secara berjamaah sebanding dengan pahala haji. Sebagaiamana hadist dari Rosulullah:

عن أبي أمامة قال : قال رسول الله : ” من خرج من بيته متطهراً إلى صلاة مكتوبة فأجره كأجر الحاج المحرم ” . وقال زين العرب في شرح قوله: ” كأجر الحاج المحرم ” أي كامل أجره “
Dari Abu Umamah ra, Rosulullah saw bersabda: “Siapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan suci untuk menunaikan sholat wajib maka bagi nya ganjaran seperti ganjaran orang yang berihram untuk haji”.
Pergi menuju masjid untuk sholat berjamaah dan pulang kembali ke rumah, ternyata dihitung seperti dalam kondisi sholat. Hal ini sampaikan Imam Ibnu Khuzaimah dalam kitab shohihnya, ia meriwayatkan dari Abu Hurairoh ra, Nabi SAW bersabda:

فقد روى الإمام ابن خزيمة في صحيحه عن أبي هريرة قال : قال أبو القاسم : ” إذا توضأ أحدكم في بيته ، ثم أتى المسجد ، كان في صلاة حتى يرجع ( رقم الحديث 439 ، 1/226 ـ 227 ) . وصححه الألباني ( انظر صحيح الترغيب والترهيب 1/190 – 191 )

“Apabila salah seorang dari kalian berwudhu dirumahnya kemudian datang ke masjid, maka ia dalam kondisi sholat sampai ia pulang kembali ke rumahnya. (Dishohihkan oleh Imam Al-Bani)

Nabi SAW memberi kabar gembira kepada orang-orang yang pada waktu keadaaan yang gelap menuju masjid maka ia akan mendapatkan cara yang sempurna pada hari kiamat kelak. Sebagaimana sabdanya:

فعن سهل بن سعد الساعدي قال: قال رسول الله : ” لِيبْشر المشاؤون في الظلم إلى المساجد بنور تام يوم القيامة”. وقال عنه الشيخ الألباني: ” صحيح ” . ( صحيح سنن ابن ماجه 1 /130 ) .

Dari Sahal bin Sa’ad As-Saidi, Rosulullah bersabda: “Sungguh mendapat kabar gembira bagi orang yang melangkah ke Masjid pada waktu gelap dengan Cahaya pada hari kiamat. (HR. Ibnu Majah, dishohihkan oleh Imam Al-bani)

pemberian cahaya pada wajah orang beriman, sebagai mana firman Allah:

نورهم يسعى بين أيديهم وبأيمانهم يقولون ربنا أتمم لنا نورنا

Artinya: “Cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: “Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami. (QS. At-Tahrim : 8)

Nabi saw pun pernah menyatakan bahwa orang-orang suka sholat berjamaah adalah ia merupakan tamu Allah.

عن سلمان عن النبي قال: ” من توضأ في بيته فأحسن الوضوء ثم أتى المسجد فهو زائر الله ، وحق على المزور أن يكرم الزائر ” (رواه الطبراني في الكبير وأحد إسناديه رجاله رجال الصحيح)

Dari Salman, Rosulullah bersabda: “Barang siapa yang berwudhu dari rumahnya dengan wudhu yang sempurna, kemudian datang masjid, amak ia adalah tamu Allah, dan merupakan Hak bagi yang dikunjungi untuk memuliakan tamu yang datang.” (HR. Thobroni)

Kemuliaan yang tinggi ini menunjukkan bahwa raja langit dan bumi memuliakan seorang tersebut karena ia mendatangi rumah-Nya di bumi.

Keutamaan sholat berjamaah sangatlah banyak, sehingga sangat banyak pula hadist yang disampaikan oleh Rosulullah, bahkan Rosulullah juga mengatakan bahwa Allah takjub kepada sholat yang dilakukan secara berjamaah. Alangkah indahnya melakukan sebuah amalan yang itu membuat bangga Pencipta langit dan bumi.

عن عبد الله بن عمر رضي الله عنهما قال : سـمعت رسول الله يقول : ” إنّ الله ليعجب من الصلاة في الجميع”. ما أسعد من عمل عملاً يعجب منه خالقه رب السموات والأرض سبحانه وتعالى (سلسلة الأحاديث الصحيحة للشيخ الألباني ، رقم الحديث 1652 ، 4/210) .

Dari Abdullah bin Umar ra, ia berkata: Aku mendengar Rosulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT sangat takjub dengan sholat yang dilakukan dengan berjamaah” (Dishohihkan oleh Al-bani dalam Kitab Silsilah Shohihahnya)

Bahkan ganjarannya dilipat gandakan begitu jauh dengan sholat yang dilakukan sendirian dengan perbandingan 25 derajat.

فعن أبي سعيد الخدري أنه سمع النبي يقول : ” صلاة الجماعة تفضل صلاة الفذ بخمس وعشرين درجة ” (صحيح البخاري ، كتاب الأذان ، باب فضل صلاة الجماعة ، رقم الحديث 646 ، 2 / 131)

Dari Abu Said Al-Khudri ra, ia mendengar Rosulullah bersabda: “Sholat berjamaah lebih utama dari sholat sendirian dengan dua puluh lima derajat.” (HR. Bukhori)

Saking pentingnya sholat berjamaah ini, Rosulullah sangat sering menganjurkan dan memperhatikan sahabat-sahabatnya bahkan dirinya sendiri untuk melaksanakannya dengan berjamaah. Baik itu dalam keadaan perang, ataupun dalam kondisi beliau yang sedang sakit.
Diceritakan oleh Abdullah bin Utbah bahwa ia datang kepada Aisyah lalu berkata: “Wahai Aisyah, ceritakanlah kepadaku tentang sakit Rosulullah? Aisyah menjawab: “Baiklah” lalu ia bercerita: “Sakit Rosulullah semakin parah” Kemudian Nabi bertanya: “Apakah manusia sudah sholat?” Kami menjawab: “Belum wahai nabi, mereka menungguhmu” Kemudian Nabi minta diambil satu mangkuk air, beliau mandi dan berwudhu, kemudian nabi bersiap berangkat, tiba-tiba ia jatuh pingsan, ketika sadar, nabi bertanya lagi, apakah manusia sudah sholat? Kami menjawab, belum ya Rosulullah. Nabi meminta diambilkan air lagi, kemudian kami membawakan air, nabi lalu berwudhu, ketika ingin berangkat, nabi pingsan lagi. Setelah sadar nabi kembali bertanya: “Apakah orang-orang sudah sholat?”. “Kami menjawab: “Belum wahai Rosulullah, mereka masih duduk di masjid menunggumu.” Kemudian Nabi meminta kembali diambilkan air, kemudian nabi berwudhu, ketika ingin berangkat, nabi jatuh pingsan lagi. Ketika telah sadar nabi kembali bertanya: “Apakah orang-orang di Masjid sudah sholat?”. “Kami menjawab: “Belum wahai Baginda, mereka masih duduk di masjid untuk menunggumu sholat mengimami mereka.”
Kemudian nabi mengirim seseorang untuk menyuruh Abu Bakar mengimami sholat isya itu, lalu sholatlah Abu bakar mengimami.
Dalam kondisi yang sakit yang sangat parah itu,Rosulullah tetap berupaya untuk sholat di masjid sampai beliau pingsan tiga kali. Begitu juga halnya dengan para sahabat dan tabi’in.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar